Di akhir
bulan Rajab, kisah
tentang Isra’ & Mi’raj Nabi pun sangat populer. Baik yang
disampaikan melalui khutbah, pengajian maupun lembaran-lembaran buletin.
Banyak
versi cerita yang disuguhkan, termasuk Buraq yang dikendarai Nabi
saw.
saat peristiwa bersejarah tersebut.
Yang
paling
kondang di masyarakat kita, Buraq digambarkan sebagai kuda putih
dengan dua sayap & kepalanya berwujud wanita yang
sangat cantik. Entah dari mana sumber penggambaran ini berasal.
Lukisan
makhluk dengan ciri itu juga acap kita dapatkan, & biasanya dinamai
dg ”BURAQ”.
Visualisasi
tak berhenti pada cerita, tulisan atau lukisan, bahkan dalam
bentuk patung,
boneka atau kostum yang dirangkai dengan upacara adat atau
peringatan2 yg
tak ada contoh dari teladan & uswah kita, Muhammad SAW. Seperti di
Sumatera
Barat, tepatnya di Pariaman, mengenal istilah ”Tabuik”. Tradisi yang
diadakan
di awal Muharram itu selalu menyertakan simbol Buraq berupa patung dari
kayu
& rotan. Bentuknya seperti kuda besar, bersayap lebar &
berkepala
wanita cantik. Saking kreatifnya, patung kuda itu diberi jilbab.
Di
Brebes, tarian tiga ’buroq’ berbentuk kuda terbang dengan
berkepala
wanita cantik, diiringi musik rebana & lantunan sholawat ketika
menyambut
even-even penting.
Pertanyaan, dari mana penggambaran Buraq
itu didapatkan? Riwayat yang shahih, menyebutkan cirri-ciri Buraq
yang
dikendarai Nabi saw saat peristiwa Isra’ Mi’raj adalah sebagaimana Sabda
Nabi
saw :
“Kemudian didatangkan
untukku suatu binatang berwarna putih yang bernama Buraq, lebih besar
dari
keledai, tapi lebih kecil dari bighal. Satu langkah perjalanannya sejauh
mata
memandang, lalu aku dinaikkan diatasnya…” (HR Muslim)
Dalam
hadist Bukhari dan juga yang lain juga tidak disebutkan bahwa kepala
Buraq
berupa wanita cantik. Lalu siapa yang
mengada-adakan hal ini ?
Perlu diwaspadai, bisa jadi itu merupakan propaganda menyesatkan dari
musuh-musuh Islam yang hendak menghina dan melakukan pelecehan terhadap
Nabi
dalam bentuk kiasan. Beliau digambarkan sebagai orang yang hobi terhadap
wanita, sehingga tunggangannya berupa kuda yang berkepala wanita.
Na’udzubillah.
Pelecehan dengan modus symbol-simbol seperti itu menjadi khasnya
orang-orang
yahudi dan orang-orang yang membenci Islam. Seperti kasus Nabi saw
digambarkan
dalam bentuk ayam jantan yang dikelilingi 9 ayam betina, juga
karikatur-karikatur menyesatkan yang dalam belakangan marak terjadi.
Jadi, alangkah naifnya jika orang Islam mengikuti
penggambaran Buraq dengan versi mereka, karena ini berarti melecehkan
Nabinya
dengan penuh semangat dan senang hati. Wallahul muwaffiq.
Sabtu, 23/03/2013