1. Dik, saat pertama kali berjumpa denganmu,
aku bagaikan berjumpa dengan SAKTAH, ”hanya bisa terpana dengan menahan nafas
sebentar”.
2. Aku dimatamu mungkin bagaikan NUN MATI
diantara IDGHAM BILLAGHUNNAH, ”terlihat tapi dianggap tak ada’.
3. Aku ungkapkan maksud dan tujuanku seperti
IDZHAR, ”jelas dan terang”.
4. Jika MIM MATI bertemu BA disebut IKHFA
SYAFAWI, ”maka jika aku bertemu dirimu, itu disebut cinta”.
5. Sejenak pandangan kita bertemu, lalu tiba
– tiba semua itu seperti IDGHAM MUTAMAATSILAIN, ”melebur jadi satu”.
6. Cintaku padamu seperti MAD LAZIM, ”paling
panjang diantara yang lainnya”.
7. Setelah kau terima cintaku, hatiku rasanya
seperti QALQALA KUBRA, ”terpantul – pantul dengan keras”.
8. Dan akhirnya setelah lama kita bersama,
cinta kita seperti IQLAB, ”ditandai dengan 2 hati yang menyatu”.
9. Sayangku padamu seperti MAD THABI’I dalam
AL – QUR’AN, ”buanyaaaak buanget”.
10. Semoga dalam hubungan, kita ini kaya’
IDGHAM BILLAGHUNNAH ya, ”cuma berdua”, LAM dan RA’.
11. Layaknya WAQAF MU’ANNAQAH, ”engkau hanya
boleh berhenti disalah satunya, dia atau aku”?
12. Meski perhatianku ga terlihat seperti ALIF
LAM SYAMSIAH, cintaku padamu seperti ALIF LAM QAMARIAH, ”terbaca jelas”.
13. Dik, kau dan aku seperti IDGHAM
MUTAJANISAIN, ”perjumpaan dua huruf yang sama makhrajnya namun berlainan
sifatnya”.
14. Aku harap cinta kita seperti WAQAF LAZIM,
”terhenti sempurna diakhir hayat”.
15. Sama halnya dengan MAD ARIDH, dimana tiap
MAD bertemu LIN SUKUN ARIDH akan berhenti, ”seperti itulah pandanganku ketika
melihatmu”.
16. Layaknya huruf TAFKHIM, ”namamu pun bercetak
tebal dihatiku”.
17. Seperti hukum IMALAH yang dikhususkan
untuk RA saja, ”begitu juga sayang aku hanya untukmu”.
18. ”Semoga aku jadi yang terakhir untukmu”,
seperti MAD ARIDLISUKUN.
BOLEH DICOBA . . .